KARYA
TULIS ILMIAH
DAMPAK
PENEBANGAN POHON BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
DISUSUN
OLEH:
TANTRI
DWI LESTARI
XI
IPS 2
SMA
NEGERI 6 KOTA CIREBON
Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo no.79 Kota Cirebon,
BAB
I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sumber daya
alam adalah semua kekayaan alam berupa benda mati maupun hidup yang ada dibumi
dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Hutan adalah
kawasan yang ditumbuhi lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan
dianggap sebagai persekutuan antara tumbuhan dan binatang dalam suatu asosiasi
biotis, namun apabila tidak dilestarikan akan timbul kepunahan dalam ekosistem
hutan tersebut.
Penebangan
pohon tentu tidak selalu berdampak buruk bagi kehidupan manusia misalnya dalam
pembuatan perabotan rumah tangga memrlukan pohon sebagai bahan dasarnya
contohnya seperti meja,kursi, lemari, dan masih banyak lagi.
Pohon juga
bisa menjadi sumber mata pencaharian bagi manusia misalnya industri kerajinan
rotan, pembuatan kertas, industri perabotan rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Namun jika
penggunaannya berlebihan tentu berdampak buruk bagi kehidupan kita. Penebangan
pohon secara liar hingga menyebabkan hutan gundul dapat mengakibatkan timbulnya
bencana alam yang dapat merusak lingkungan seperti longsor dan banjir.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud
penebangan pohon ?
2.
Pohon apa saja
yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri?
3.
Mengapa pohon
berfungsi bagi manusia ?
4.
Dimana saja
penyebaran hutan di Indoonesia?
5.
Bagaimana dampak
negatig dan positif penebangan pohon?
C.
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1.
Mengetahui apa
itu penebangan pohon.
2.
Mengetahui
macam-macam pohon untuk bahan baku industri.
3.
Mengetahui fungsi
pohon bagi kehidupan.
4.
Mengetahui
penyebaran hutan di Indonesia
5.
Memahami dampak
yang diti,bul kan dari penebangan pohon.
D.
MANFAAT
1.
Masyarakat dapat
memahami tentang penebangan pohon.
2.
Menambah
pengetahuan mengenai industri yang berasal dari pohon.
3.
Menambah wawasan
tentang tempat-tempat di Indonesia yang memiliki hutan.
4.
Masyarakat jadi
mengerti akan pentingnya hutan
5.
Masyarakat dapat
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penebangan pohon.
2.
KERANGKA TEORITIS
Dampak
penebangan pohon bagi kehidupan manusia yaitu bisa berdampak negatif jika
penggunaannya terlalu berlibihan karena tidak adanya daerah resapan air maka
hujan tidak dapat terserap kedalam tamah sehingga akibat yuang ditimbulkan bisa
terjadi bencana alam seperti banjir dan longsor. Namun jika penggunaanyya tidak
berlebihan pohon juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri mebel. Jadi
untuk menjaga lingkungan agar tetap hijau kita perlu melakukan penghijauan
dengan cara melakukan reboisasi atau penanaman pohon kembali.
Kerusakan hutan hujan
tropis di Indonesia tidak terlepas dari
kebijakan kehutanan Indonesia yang menjadikan hutan
sebagai objek paling dragmatis memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang
pendek. Hutan dijadikan komoditi yang
paling mudah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional. Pertumbuhan ekonomi dijadikan alasan guna melakukan eksploitasi hutan tanpa memperhitungkan
daya dukung, keberlanjutan dan kelestarian hutan
(Koesmono, 1999).
Pengusahaan hutan secara besar-besaran dengan pola HPH
(Hak Pengusahaan Hutan) dimulai sejak dikeluarkannya UU No.5 Tahun 1967 tentang ketentuan Pokok
Kehutanan dan PP No. 21 Tahun 1970 tentang HPH dan HPHH (Hak Pemungutan
Hasil Hutan). Pada PP 21 ini nilai-nilai kemanusiaan (HAM) khususnya pada
masyarakat pedesaan yang hidup di sekitar hutan hilang dan ditindas.
Semua yang ada kaitannya dengan bisnis kayu di areal hutan HPH menjadi hak
penuh pengusaha. Sementara hak-hak masyarakat lokal dan adat ditiadakan dan
dinyatakan tidak berlaku selama kegiatan eksplotasi hutan dilaksanakan
oleh pihak HPH (Awang, 2002). Persoalan penting lainnya yang dihadapi oleh
kehutanan Indonesia adalah konflik
dengan masyarakat setempat pada semua fungsi hutan.
Konflik ini terjadi karena adanya penggusuran secara besar-besaran terhadap hak kepemilikan atau
karena adanya
masyarakat setempat yang tidak memiliki akses terhadap lahan pertanian (Raja, 2003).
3.
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan pa
datangga 20 februari 2018 di SMA NEGERI 6 KOTA CIREBON.
BAB
II
Pembahasan
1.
Pengertian penebangan pohon
Penggundulan hutan
atau pengawahutanan atau penghilangan hutan atau deforentasi adalah suatu
kegiatan penebangan hutan dan tegakan pohon, dengan tujuan untuk memanfaatkan
lahan bekas hutan tersebut.
Pemanfaatan lahan
tersebut digunakan untuk tujuan nir hutan atau non forest use seperti digunakan
untuk pertanian, pertenakan, hingga pembukaan lahan untuk pemukiman manusia
atau perkotaan.
Umumnya, penebangan hutan lebih identik dilakukan
secara liar dan dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Akan tetapi, ada juga penebangan hutan yang dilakukan
oleh instansi pemerintah atau perusahaan-perusahaan dengan tujuan tertentu.
Alasan Dilakukannya Penggundulan dan Penebangan Hutan
Terdapat beberapa
alasan kenapa manusia melakukan penggundulan dan penebangan hutan, salah
satunya adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat atau instan.
Selain itu, faktor pemerintah, kekuasaan, korupsi,
pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol merupakan beberapa alasan terjadinya
penggundulan dan penebangan hutan.
·
Sebagai bahan kontruksi bangunan dan perabotan rumah
tangga : Dilakukannya penebangan dan penggundulan hutan, tentunya bertujuan
untuk memanfaatkan kayu dari pohon yang ada di hutan tersebut. Karena kayu
dapat dimanfaatkan sebagai bahan kontruksi bangunan, bahan utama perabotan
rumah tangga, dan diolah menjadi kertas.
·
Sebagai tempat pembukaan pertanian dan perternakan :
Salah satu alasan kenapa terjadinya penggundulan dan penebangan hutan adalah
untuk membuka lahan baru pertanian, membangun tempat pengolahan pertanian dan
perternakan. Sebab, peternakan atau pertanian yang besar tentu membentukan
lahan yang luas juga.
·
Sebagai Lahan Komersial : Di Indonesia banyak hutan
yang mengalami penggundulan dan penebangan karena untuk membuka lahan usaha
baru seperti pertambangan, perkebunan, peternakan, dan membuat jalan raya baru.
2. POHON YANG
DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI
·
ROTAN
Berdasarkan buku kamus pribahasa karangan J.S. Badudu
(seorang guru besar dan pakar Bahasa Indonesia), arti kata “Rotan” pada
pribahasa di atas dimaknai sebagai tanaman yang memiliki kegunaan dan kualitas
yang baik. Kenyataannya pun sama dengan pemaknaan pada pribahasa tersebut,
bahwa rotan memang merupakan tanaman berkualitas tinggi yang banyak
dimanfaatkan masyarakat, terutama sebagai bahan baku dalam industri mebel dan
kerajinan tangan.
Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di
dunia. Diperkirakan 80% bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan oleh
Indonesia, sisanya dihasilkan oleh negara lain seperti Filipina, Vietnam dan
negara-negara Asia lainnya. Daerah penghasil rotan di Indonesia yaitu Pulau
Kalimantan, Sulawesi, Sumatera hingga Papua (dikutip dari laman
kemenperin.go.id).
Rotan merupakan tanaman merambat dari famili Palmae.
Berdasarkan sumber yang dikutip dari Warta Ekspor (Edisi Juni 2013), nama
tanaman ini sesungguhnya berasal dari bahasa melayu yaitu “raut” yang bermakna
mengupas, menguliti, atau menghaluskan.
Tempat tumbuh rotan pada umumnya di daerah tanah
berawa, tanah kering, hingga tanah pegunungan. Tanaman rotan hidup berumpun dan
tumbuh menyebar di daerah perbukitan dan daerah pegunungan dengan ketinggian
berkisar antara 300 – 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl). Semakin tinggi
tempat tumbuh maka semakin jarang dijumpai jenis rotan.
·
POHON JATI
Pohon jati
dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m, berdaun besar, yang luruh di musim
kemarau. Pohon Jati memang telah terkenal sebagai material yang bagus untuk
membuat meubel, seperti meja, kursi, lemari, maupun amben/tempat tidur. Di
daerah sini, pohon jati banyak tumbuh liar di kuburan-kuburan. Entah siapa yang
pertama kali menanam, sampai bisa banyak pohon jati.
MANFAAT POHON JATI
1. Jati sejak
lama digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut, termasuk kapal-kapal
VOC yang melayari samudera di abad ke-17. Juga dalam konstruksi berat seperti
jembatan dan bantalan rel.
2. Di dalam
rumah, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture, kayu jati digunakan
pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo
Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka
atap, hingga ke dinding-dinding berukir.
3. Dalam industri
kayu sekarang, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah kayu
lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai.
Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture luar-rumah.
4. Ranting-ranting
jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu
bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu
digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.
5. Daun jati dimanfaatkan
secara tradisional di Jawa sebagai pembungkus, termasuk pembungkus makanan.
Nasi yang dibungkus dengan daun jati terasa lebih nikmat. Contohnya adalah nasi
jamblang yang terkenal dari daerah Jamblang, Cirebon. Daun jati juga banyak
digunakan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pembungkus tempe.
6. Banyak
pesanggem (petani) yang hidup di desa hutan jati memanfaatkan kulit pohon jati
sebagai bahan dinding rumah mereka. Daun jati, yang lebar berbulu dan gugur di
musim kemarau itu, mereka pakai sebagai pembungkus makanan dan barang. Cabang
dan ranting jati menjadi bahan bakar bagi banyak rumah tangga di desa hutan
jati.
·
POHON PINUS
Pohon Pinus atau tusam merupakan tanaman yang getahnya banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan industri. Di negara maju, terpentin dari
pohon pinus digunakan sebagai bahan baku tinta pulpen merk terkenal
berharga mahal. Nilai ekonomis terpentin dan gondorukem yang dihasilkan
getah pinus tidak dapat ditemukan pada jenis tanaman hutan lainnya. Oleh karena
itu, pinus sangat berpotensi untuk diusahakan mengingat permintaan
terhadap bahan baku tinta pulpen tersebut cukup tinggi dan belum terpenuhi.
Pinus merkusii ditemukan pertama kali dengan
nama tusam di
daerah Sipirok, Tapanuli Selatan oleh seorang ahli botani dari Jerman Dr. F. R.
Junghuhn. Jenis ini tergolong dalam jenis tanaman yang cepat tumbuh dan tidak
memerlukan perlakuan khusus. Tinggi Pinus merkusii dapat mencapai 20-40 meter
dengan diameter 100 cm dan batang bebas cabang 2-23 meter. Batang pinus
tidak berbanir dan kulit luar relatif kasar berwarna cokelat kelabu sampai
cokelat tua. Daunnya dalam berkas dua dan berkas jarum yang pada pangkalnya
dikelilingi oleh suatu sarung dari sisik.
Pohon pinus berbunga dan berbuah sepanjang tahun, terutama pada
bulan Juli sampai dengan november. Bunga jantan tertumpuk seperti bulir
pada pangkal tunas yang muda, sedangkan bunga betina terkumpul dalam jumlah
kecil pada ujung tunas yang muda. Biji yang baik warna kulitnya kering
kecokelatan, bentuk bijinya bulat, padat, dan tidak berkerut. Jumlah biji
kering sekitar 57.900 butir per kg.
Beberapa pemanfaatan utama getah pinus di antaranya diolah menjadi
gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan sebagai campuran untuk batik
tulis dan batik cetak, kertas, serta bahan campuran pembuatan sabun, cat,
permis, kertas, semir sepatu, isolasi alat listrik, dan tinta cetak. Sementara
itu, terpentin digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak cat, campuran
bahan pelarut, industri farmasi, minyak pelumas, dan bahan kosmetika.
Gondorukem dan terpentin yang berasal dari Pinus merkusi memiliki
karakteristik berbeda dengan gondorukem dan terpentin jenis pinus lainnya. Hal
tersebut disebabkan gondorukem Pinus merkusi mengandung mercusic-acid dan
terpentinnya mengandung alpha pinene yang tinggi (80%) sehingga sangat cocok
sebagai bahan baku industri aromatika dan disinfektan. Adapun kayu pinus
digunakan untuk berbagai kepentingan seperti bahan baku pulp dan kertas, papan
partikel, korek api, kayu lapis, kayu konstruksi, perkakas, pensi, dan kayu
bakar.
·
POHON MAHONI
Pohon mahoni menjadi
salah satu pohon penghasil kayu dengan serat yang cukup bagus. Tanaman yang mempunyai
nama latin Swietenia
mahagoni jacq di Indonesia namanya cukup popular. Pohon mahoni
ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropis seperti halnya di Indonesia.
Ketinggian pohon mahoni mampu mencapai 40 meter dengan diameter
batang mencapai 100 cm. Penggunaan mahoni memang cukup banyak dalam
pemanfaatannya. Berbagai desain interior banyak yang menggunakan kayu mahoni
sebagai bahan dasarnya. Usaha mebel pun juga banyak meciptakan berbagai
perabotan dengan kayu ini. Tekstur kayu mahoni yang berserat, indah dan mudah
di bentuk menjadikaa kayu ini banyak peminatnya. Tingginya kebutuhan kayu ini
menjadikan peluang usaha budidaya mahoni makin
menjanjikan. Tentunya budidaya mahoni ini akan dapat mencetak keuntungan
bernilai yang tersendiri. Tidak heran jika budidaya mahoni ini sangat
menjanjikan dan banyak di jalankan orang. Mungkin Anda tertarik dengan budidaya
mahoni! Jika iya tentunya akan sangat menguntungkan jika budidaya mahoni ini
dapat Anda lakukan! Teknik budidaya mahoni memang bisa dilakukan dengan
pembibitan. Pengembangbiakan dalam budidaya mahoni untuk memperoleh bibit bisa
dilakukan dengan cangkok, okulasi juga melalui biji
3. FUNGSI POHON BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
1.
Penghasil
Oksigen
Pepohonan
sendiri memproduksi oksigen pada waktu malam hari. Oksigen juga sangat di
butuhkan manusia untuk bernafas. Sebenarnya Oksigen juga di butuhkan oleh
Hewan, dan Termasuk juga pepohonan itu sendiri.
2. Produksi Buah/Makanan
Buah-buahan
sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena buah-buahan banyak mengandung berbagai
macam Vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh kita.
2. Tempat
Berteduh
Jika kita sedang lelah tak ada salahnya jika kita
berteduh di bawah pepohonan yang rindang apalagi jika pohon tersebut sedang
berbuah. Namun, perhatikan dahulu pohon yang aman dan jangan sampai nantinya
ketimpahan buahnya.
3.
Cadangan Air
Pada saat musim kemarau pepohonan biasanya menyimpan
banyak cadangan air di daerah akarnya hal ini dikarenakan pohon tersebut akan
menggunakannya sebagai cadangan makanannya kelak. Jadi kemungkinan besar di
daerah yang banyak pepohonan maka akan mempunyai cadangan air yang banyak pula.
4.
Filter udara
Pernahkah anda melihat daun yang memiliki kotoran
hitam, kalau ia mungkin di daerah anda udaranya sangatlah tercemar hal ini
dikarenakan daun yang mempunyai kotoran hitam tersebut adalah hasil kotoran
dari udara yang di saring sehingga udaranya pun akan bersih dan segar kembali.
5.
Penahan Tanah
Pepohonan
memiliki akar yang berfungsi sebagai penahan dan memperkuat tanah agar tidak
hancur. Akan tetapi jika di suatu daerah tidak mempunyai pepohonan maka akan
berakibat bencana yang fatal salah satu contohnya adalah bencana tanah longsor.
7. Keindahan
Selain sebagai
penahan tanah pepohonan juga memiliki aspek keindahan. Keindahan pohon ini bisa
kita lihat dari tempat yang tinggi contohnya saja Bukit atau yang lainnya.
Karena
pepohonan memiliki banyak sekali fungsi. Maka, kita sebagai manusia
seharusnya harus saling menjaga dan melestarikan pepohonan tersebut agar
nantinya kita dan anak cucu kita tetap dapat menikmati manfaatnya nanti.
4.
PENYEBARAN
HUTAN DI INDONESIA
Hutan musim
hutan ini sering dinamakan hutan homogen. Hal ini dikarenakan tumbuhannya
hanya terdiri atas satu jenis flora saja. Ciri-ciri hutan musim, antara lain
sebagai berikut.
1.
Pohon-pohonnya lebih jarang dibandingkan hutan hujan
tropis.
- Tinggi pohon lebih rendah dibandingkan pohon pada
hutan hujan tropis.
- Pada musim kemarau pohon di hutan menggugurkan
daunnya untuk mengurangi penguapan.
Sebaran hutan musim di Indonesia terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Hutan Sabana
hutan sabana adalah hutan yang berupa padang rumput luas diselingi oleh
pohon perdu dan terdapat pada daerah yang musim kemaraunya panjang atau curah
hujannya sedikit. Hutan sabana ini cocok untuk peternakan. Sebaran hutan sabana
di indonesia terdapat di Nusa Tenggara dan Madura.
Hutan Bakau (Mangrove)
hutan bakau (mangrove) adalah hutan yang terdapat di daratan rendah pantai.
Tumbuhan ini mempunyai akar penyangga sehingga dapat menahan dari emosi air
laut. Hutan bakau mempunyai kadar garam, air, dan tanah yang tinggi, tetapi
kadar oksigen pada air dan tanahnya rendah sehingga tumbuhan bakau sulir
menyerap air. Daun tumbuhan bakau tebal, kaku, dan mengandung lapisan kutikula
yang tebal untuk mencegah penguapan air yang berlebihan. Sebaran hutan bakau
(mangrove) di Indonesia terdapat di pantai utara pulau Jawa, pantai Timur
Sumatra, dan pantai Kepulauan Riau.
5.
DAMPAK
PENEBANGAN POHON BAGI KEHIDUPAN
kerugian akibat
penebangan hutan secara liar :
·
Penebangan liar atau illegal logging ini juga
mengakibatkan timbulnya berbagai anomali di sektor kehutanan. Salah satu
anomali terburuk sebagai akibat maraknyadampak akibat kerusakan hutan adalah
ancaman proses deindustrialisasi sektor kehutanan.
·
Sektor kehutanan nasional yang secara konseptual
bersifat berkelanjutan karena ditopang oleh sumber daya alam yang bersifat
terbaharui yang ditulang punggungi oleh aktivitas industrialisasi kehutanan di
sektor hilir dan pengusahaan hutan disektor hulu, kini sudah berada di titik
ambang kehancuran.
·
Penebangan liar juga sangat merugikan bagi kehidupan,
karena keberadaan hutan sangatlah penting sebagai penjaga keseimbangan alam.
Seperti yang telah kita ketahui tentang penyebab pemanasan global, yang
merupakan salah satu contoh dampak dari penebangan liar.
·
Pemanasan global bukan hanya bersumber dari asap
kendaraan bermotor tapi juga dipengaruhi oleh keadaan hutan yang tidak
seimbang. Kita tahu bahwa daun bisa menetralisir karbondioksida, itulah
sebabnya kenapa hutan disebut paru-paru dunia. Jadi seandainya hutan masih
terjaga mungkin global warming tidak akan terjadi.
Dampak
Penebangan Hutan Secara Liar adalah sebagai berikut :
1. Hilangnya kesuburan
tanah
Ketika hutan
di babat pohon-pohonnya, hal ini mengakibatkan tanah menyerap sinar matahari
terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan gersang. Hingga nutrisi dalam
tanah mudah menguap. Selain itu, hujan bisa menyapu sisa-sisa nutrisi dari
tanah. Oleh sebab itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka
reboisasi menjadi hal yang sulit dan budidaya di lahan itu menjadi tidak
memungkinkan. (baca : erosi tanah)
2. Turunnya sumber
daya air
Pohon sangat
berkontribusi dalam menjaga siklus air, melalui akarpohon menyerap air yang
kemudian di alirkan ke daun dan kemudian menguap dan dilepaskan ke lapisan atmosfer. Ketika
pohon-pohon ditebang dan daerah tersebut menjadi gersang, maka tak ada lagi
yang membantu tanah menyerap lebih banyak air, dengan demikian, akhirnya
menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air.
3. Punahnya keaneka
ragaman hayati
Meskipun hutan
hujan tropis hanya seluas 6% dari permukaan bumi, tetapi sekitar 80-90% dari
spesies ada di dalamnya. Akibat penebangan liar pohon secara besar-besaran, ada
sekitar 100 spesies hewan menurun setiap hari, keanekaragaman hayati dari
berbagai daerah hilang dalam skala besar, banyak mahluk hidup, baik hewan
maupun tumbuhan telah lenyap dari muka bumi. (baca : cara mencegah hutan gundul)
4. Mengakibatkan
banjir
Salah satu
fungsi hutan adalah menyerap dengan cepat dan menyimpan air dalam jumlah yang
banyak ketika hujan lebat terjadi. Namun ketika hutan digunduli, hal ini tentu
saja membuat aliran air terganggu dan menyebabkan air menggenang dan banjir
yang mengalir ke pemukiman penduduk. (baca : penyebab banjir )
5. Global Warming
Deforestasi
juga berdampak pada pemanasan global. Pohon berperan dalam menyimpan
karbondioksida yang kemudian digunakan untuk menghasilkan karbohidrat, lemak
dan protein yang membentuk pohon, dalam biologi proses ini disebut
fotosintesis. Ketika terjadi deforestasi, banyak pepohonan yang dibakar,
ditebang, yang mengakibatkan lepasnya karbondioksida di dalamnya, hal ini
menyebabkan tingginya kadar karbondioksida yang ada di atmosfir. Dengan
melihat dampaknya yang sangat mengerikan, maka pelestarian hutan perlu dan
Harus segera dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus menerus terjadi,
berlangsung sejak dahulu hingga sekarang tanpa dibarengi dengan penanaman
kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.
Pembalakan
liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
kerusakan hutan. Padahal sudah kita ketahui, hutan merupakan penopang
kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan
maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah,
dan menyimpan cadangan air. Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian
semakin merebak dari dulu hingga kini, demikian pula penebangan hutan semakin
tak terkendali, baik untuk memenuhi kebutuhan industri kayu , untuk bahan
bagunan, bahan perkakas rumah tangga, maupun untuk bahan bakar. Kita bisa
menghitung berapa volume kayu untuk semua kebutuhan tadi, dan berapa dari luar
Jawa yang masuk, dan berapa yang dihasilkan oleh Perhutani.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Hutan merupakan hal yang penting bagi
kehidupan manusia, berbagai fungsi dari hutan sangat bermanfaat bagi kehidupan.
Tetapi dewasa ini penebangan hutan sering terjadi termasuk juga di kabupaten
Merangin. Kawasan hutan Merangin yang dulunya salah satu terbesar di provinsi
Jambi kini telah menurun drastis. Penyebabnya adalah perambahan hutan,
deforsetasi atau pengalihan fungsi hutan, ilegaloging, dan kebakaran hutan.
Pelakunya adalah orang-orang yang hanya mementingkan diri mereka saja baik dari
sekitar kawasan hutan atau orang dari luar Jambi. Dampak dari penebangan hutan
bagi kehidupan adalah udara yang semakin kotor dan rusaknya ekosistem
lingkungan, bencan alam, dan pemanasan global. Cara mengatasinya dengan
pengolaan kawasan hutan yang baik dan benar dan peran aktif kita semua
Penyebab
terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan masyarakat seperti
pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga, penebangan dan kebakaran
hutan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap sungai dan laut, tanah, hutan
sehingga banyak flora dan fauna yang punah.
KRITIK DAN SARAN
Marilah kita
mulai menjaga lingkungan hutan kita dari penebangan hutan, menjaga dan merawat
pohon, menanm kembali pohon yang telah rusak dengan cara satu orang satu pohon,
marilah kita saling menjaga dan mengawasi terhadap tindakan penebangan pohon
demi masa depan dan anak cucu kita. Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam
pemanfaatan sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan
sumber daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA